Diet Rendah Garam Untuk Siapa Sih?

Program diet memiliki banyak jenis, tergantung kebutuhan atau kondisi kesehatan sang dieter. Begitu juga dengan diet rendah garam, sebuah program diet yang ditujukan bagi para penderita hipertensi atau darah tinggi dan juga untuk yang menderita penyakit jantung dan ginjal.

Asupan natrium dalam bentuk garam dapur yang berlebih pada tubuh dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti hipertensi, asites dan adema. Penyakit-penyakit lain seperti gagal jantung, ginjal, dan sirosis hati juga bisa disebabkan karena konsumsi garam yang berlebih.  Meskipun tubuh manusia sangat membutuhkan asupan garam natrium, namun jika dalam jumlah yang berlebih maka sangat berpotensi untuk menimbulkan penyakit seperti di atas.

Konsumsi garam yang berlebih membuat ginjal harus bekerja lebih ekstra untuk bisa membuang kelebihan garam tersebut. Namun tidak semua garam mampu dikeluarkan oleh ginjal, sehingga sisa-sisa garam ini akan tertinggal di dalam jaringan tubuh dan mengikat air. Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya penbengkakan atau adema.

diet rendah garam


Oleh karena itu, didesainlah sebuah program diet rendah garam untuk melindungi tubuh dari potensi penyakit seperti di atas. Namun pola makan rendah sebenarnya garam masih mendapatkan pro dan kontra dari beberapa peneliti. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa diet rendah garam hanya akan meningkatkan kadar kolesterol. Berdasarkan publikasi dari American Journal of Hypertension, pola makan yang rendah sodium malah dapat meningkatkan kolesterol dan penyakit jantung.

Namun Dr. Niels Graudal yang merupakan seorang konsultan penyakit dalam dan rematologi dari Denmark mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa asupan garam yang berlebih dalam tubuh bukanlah hal yang harus dikhawatirkan.

Terlepas dari itu semua, pola makan rendah sodium sebenarnya lebih didasari atas kemampuan setiap orang dalam menyerap asupan sodium. Banyak orang yang memiliki reaksi berlebih terhadap garam jika dibandingkan dengan orang-orang pada umumnya. Seperti yang dikatakan Dr. Suzanne Steinbaum yang merupakan seorang ahli penyakit jantung dari New York, pola makan rendah garam sangat baik dijalani untuk kesehatan tubuh.

Diet rendah garam memang terbukti dapat menurunkan tekanan darah dalam tubuh. Namun yang harus diperhatikan adalah diet rendah garam juga mampu meningkatkan kadar kolesterol. Selain itu, kadar trigliserida dan enzim renin juga berpotensi untuk meningkat diikuti dengan naiknya hormon adrenalin  dan nonadrenalin. Ke dua hormon ini sangat berpengaruh terhadap tekanan darah serta detak jantung.

Menurut WHO, pola makan yang rendah garam dapat anda lakukan dengan menjaga kadar garam dalam tubuh di angka 2400 mg setiap harinya. Hal ini bisa dilakukan dengan cara:

1.     Usahakan untuk menggunakan bahan makanan yang segar. Makanan yang diproses seperti telur asin, sosis, atau makanan kaleng sebaiknya dihindari.
2.     Saat memasak, anda bisa mencoba untuk mengurangi penggunaan bumbu penyedap seperti garam, terasi, dan kecap.
3.     Rasa asin pada masakan bisa anda ganti dengan menggunakan cuka atau gula. Anda juga bisa mencoba berbagai varian seperti bumbu gulai, bumbu kare, bumbu rawon, atau menggunakan tomat segar pada sup. Bahan rempah seperti kunyit, jahe, dan belimbing wuluh juga bisa dijadikan alternatif.
4.     Untuk menyiasati makanan yang kurang asin, sebaiknya makanlah makanan tersebut saat masih hangat. Aroma masakan yang masih segar dapat berfungsi sebagai cara untuk menutupi rasa hambar pada makanan.


Gaya hidup mungkin akan membuat diet rendah garam sangat sulit untuk dijalani. Oleh karena itu, jangan menghilangkan garam secara langsung dalam makanan anda, karena hal ini justru akan membuat anda tidak berselara makan. Anda bisa memulai dengan mengurangi penggunaan garam secara sedikit demi sedikit sehingga anda akan terbiasa dengan makanan yang memiliki kandungan garam rendah.